Adventure Time - Princess Bubblegum
Adventure Time - Jake 3

Category List

Friday 24 April 2020

Kota K

         Deretan awan bergerak perlahan beranjak dari tempat di selatan kota itu. Semua tengah menunggu hari dalam pengendalian yang sabar. Kebahagian memenuhi waktu-waktu itu, setelah pesawat mendarat, ketegangan perlahan sirna. Awan abu-abu januari ketika itu menuju ke arah barat kota, keceriaan saat itu kembali kumiliki. Di bandara kota saudaraku telah datang menjemput sementara aku  mengoceh tentang kereta kedatangan yang mulai tersebar dariku. 
        Semua orang di Kota K ingin aku persiapkan untuk menyambutmu. Namun persiapan untuk kedatanganmu tidak semudah cahaya-cahaya bahagia itu melingkupi kita. Aku tau semua mulai terlalu aku buat-buat, bahkan cerita ini. Duniaku menjadi semacam bias-bias berlian, yang menyilaukan dan dalam berbagai warna. Aku ingin kau hadir, hadir, hadir dalam kebahagian semua orang. harapan yang naif, memang. 

    Pikirku, aku sekarang di atas tanah yang sama dengan yang kau pijak. Suara-suara orang bercengkrama dalam bahasamu membuatku bangga, aku sekarang seakan sedekat tetangga rumahmu. Wajah-wajah dengan ciri khas dan trend pakaian membuatku membayangkanmu. Tuhan begitu baik pada kita. Hingga aku sampai juga pada pertemuan ini.  
       Kau katakan pukul 14:00 WIB kereta yang kau tumpangi sampai. Paginya aku sudah merasakan tubuhku bereaksi lain. Kami tiba-tiba berlawan, aku segar dengan perasaan-perasaan bahagia, sedang tubuhku lemas karena gugup. Aku teringat pesanmu semalam, mengenai gugup yang lebih dulu menyerangmu. Sebetulnya akupun dapat berakhir begitu, jika tidak melakukan pertahanan dengan sengaja menfokuskan hal-hal samar disekitar menyiram tanaman atau mencuci piring kotor. Dengan aku berlagak biasa, dan menekan perasaan gugupku itu hasilnya, kau tau sendiri, aku tak tenang selama kau di Kota K, yang kuinginkan adalah bersamamu, tak ingin membiarkan waktu melewati kita sendiri-sendiri. Tapi apalah keinginan polos itu, akupun beralih memikirkan kenyamananmu malam itu pada kos murahan dipinggir Kota K yang ketika sebelum datang kau berulangkali menceritakan berita duka akibat nyamuk-nyamuk di lingkungan kumuh kota tempatmu berguru. Hal itu membuatku prihatin, apa malammu terganggu oleh nyamuk-nyamuk kering, apa kasur tadi cukup nyaman, apa udara disana sejuk? Tapi sungguh kau selalu pandai menenangkan. Mungkin inilah yang membuat wanita-wanita yang saban hari kucemburui begitu tenang disampingmu, didampingimu. Akan tetapi aku harap yang terbaik untukmu. Kebusukanku dengan menaruh iri pada mereka, sudah cukup. Cukup untukku saja.
        Jika saja saat itu moral dan apa-apa melayang hilang. Mungkin saja, aku tengah memelukmu dan tak kan beranjak. Kau pun masih dalam pengendalian diri yang kuat, aku tak mengerti mengapa. Hari pertama menegangkan bukan? Perjalanan yang melelahkan, kemudian mengantarmu ke penginapan, bercakap-cakap sementara menunggu induk semang. Selama percakapan, perhatianmu sepenuhnya ditarik si bapak yang beringkah normal, namun pembicaraan yang ia bawa merambah kepada hal-hal yang mengherankanku. Aku diseberang kursimu memperhatikan saja, dan berpikir-pikir, apa yang terjadi? Bertanya, apa yang terasa? Namun kesalahanku waktu itu adalah mengagumimu karena membuat raut serius untuk mencoba mengerti jalan pembicaraan bapak paruh baya itu. Raut seperti saat itu kubutuhkan dalam hari penat ini, senyum ramah yang kau lempar, suara-suara penasaranmu, dan akupun bertanya-tanya "berpikir apa, kau waktu itu? Apakah kau senang?".

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkenan komentar